-->

Kisah Nyata: Allah Memberi Jodoh Yang Terbaik Pada Kita Berdasarkan Rencananya

Kisah Nyata: Allah Memberi Jodoh Yang Terbaik Pada Kita Berdasarkan Rencananya
Kisah Nyata: Allah Memberi Jodoh Yang Terbaik Pada Kita Berdasarkan Rencananya
Sungguh Allah memperlihatkan skenario hidup bagi setiap insan sesuai rencanaNya yang indah dan penuh hikmah. itulah yang ketika ini saya rasakan, Semoga Allah senantiasa memperlihatkan hidayah kepada kita semua, Aamiin. 
 
Setelah menginjak usia 40 tahun, dan usia ijab kabul kami hampir berjalan 15 tahun. gres muncul kesadaran bahwa sudah sepatutnya saya bersyukur atas setiap ujianNya baik itu berupa ujian kesenangan ataupun sebaliknya dalam perjalanan berumah tangga.
 
Memiliki suami yang begitu baik, dengan segudang kesabaran. suami yang selalu berusaha untuk menyelami tabiat dan abjad yang saya miliki. senantiasa memaafkan dan mendapatkan semua kekurangan saya sebagai istrinya dengan lapang dada.
 

Sungguh Allah memperlihatkan skenario hidup bagi setiap insan sesuai rencanaNya yang indah d Kisah Nyata: Allah Memberi Jodoh Yang Terbaik Pada Kita Menurut RencanaNya


Allah pun sudah melengkapi semuanya dengan memperlihatkan kami sepasang anak laki dan anak wanita yang sehat dan cerdas.

Awal perkenalan kami, sama sekali tidak ada kesan yang indah dan bukan sesuatu yang ingin diingat. alasannya ialah hanya menciptakan saya tertegun dengan rencanaNya memilihkan pasangan hidup untukku.

Sahabat kaum muslimin muslimat, khususnya yang belum menikah. percayalah bahwa Allah senantiasa mendengar doa setiap hambaNya, terlebih bagi yang meminta jodoh kepadaNya, saya senantiasa berdoa dan bersungguh’meminta jodoh mengingat usia yang hampir mendekati kepala 3.

Tidak menunggu lama, Allah mendengar doa saya dengan mengirimkan sahabat yang kini jadi pendamping hidup saya, Insya Allah hingga nanti di syurgaNya.

Hanya saja Allah memperlihatkan yang terbaik berdasarkan rencanaNya, bukan terbaik berdasarkan planning saya.

Adapun suami yang Allah pilihkan sungguh bertentangan dengan impian dan keinginan hawa nafsu yang ada pada diri ini. saya ingin pasangan yang berkulit putih, pegawai kantoran yang selalu berpakaian rapi dan wangi, yang romantis dan lainnya yang tidak ada sama sekali didiri pasangan saya.

Setelah saya menerima pekerjaan di Kelapa Gading Jakarta, saya kost didekat tempat saya bekerja. Orang renta saya tinggal di tempat lain.

Hampir setiap hari, sebelum kami menikah. dia menjemput saya pulang kerja. meskipun dengan angkutan umum saya menjalaninya sambil berharap Allah mengirimkan yang lain sebagai penggantinya.

Pernah suatu ketika ketika pulang kerja, saya masih ada les bahasa Mandarin di seberang kantor dan dia menjemput di depan tempat saya les. alasannya ialah malu, saya bergegas keluar berlari menjauh dan tidak memperdulikan dia memanggil nama saya, hingga sudah dirasa kondusif dan tidak ada satu temanpun yang memperhatikan, gres saya berhenti dan memarahinya. dan mengatakan, kalau besok mau jemput cukup tunggu ditempat yang saya tentukan, cukup jauh dari tempat les.dan esok harinya dia menjemput ditempat yang sudah saya tentukan.

Banjir besar melanda Jakarta, sekitar tahun 2001. saya pun harus berjuang dari tempat kost untuk hingga ke tempat saya kerja dengan berjalan kaki, alasannya ialah ternyata saya dan sahabat kost saya terkepung banjir dimana-mana hingga sebatas dada orang remaja kami terus berjalan hingga kurang lebih 3 jam untuk hingga ke kantor, yang jaraknya cukup ditempuh 20 menit saja jikalau memakai angkutan umum.

Selang satu hari sehabis banjir, saya demam tinggi dan mulai timbul bercak ibarat cacar air, kemudian saya berobat ke klinik dan dokter menyatakan jikalau saya terkena herpes. tandanya ibarat orang terkena sakit cacar air hanya bedanya bercak ibarat koreng itu melingkar ibarat gambar ular mulai dari dada hingga punggung. rasanya seluruh tubuh pegal, gatal dan panas. dikarenakan virus yang tiba bersamaan dengan banjir yang merendam tubuh saya yang sedang kurang fit. dokter menyarankan biar tetap mandi dan menjaga kebersihan tubuh,juga kebersihan masakan yang dikonsumsi.

Sepulang dari berobat, dia menyarankan sesuatu hal yang menciptakan saya marah, kemudian saya meludahinya, mengusirnya pergi dari tempat kost hanya alasannya ialah kesal, tetapi dengan hati besar dia tekan bel dan meminta ibu kost untuk membukakan pintu untuknya, dan dia kembali dengan alasan ingin membantu saya yang sedang sakit, dan ibu kost mempersilahkan dia untuk masuk.

Masya Allah, sanggup dilihat jikalau kepribadian seseorang itu memang baik. seburuk apapun situasinya senantiasa berpikir baik. sehingga balasannya akan baik.

Karena kondisi saya sakit herpes di dada dan melingkar hingga ke punggung, saya tidak sanggup memakai baju, jadi hanya memakai kain sebagai penutup. sehingga aurat saya terlihat oleh orang yang belum jadi mahramnya. salutnya dia tidak melihat jijik ataupun bernafsu, tatapan matanya menyiratkan kesedihan yang begitu mendalam ketika melihat saya kesakitan dan tidak sanggup tidur dengan posisi normal.

Selang satu ahad sehabis saya sembuh dari sakit, dia melamar saya untuk dijadikan istrinya.

Meski dengan setengah hati, alasannya ialah masih berharap tiba yang lain, pendamping hidup yang sesuai impian dan kriteria yang saya inginkan, saya menjalani proses lamaran dan menunda waktu ijab kabul hingga beberapa bulan kedepan.

Takdir Allah berkata ikuti dan patuhi rencanaNya. sekuat apapun saya menentang takdir, mama saya menguatkan bahwa dia sudah melaksanakan shalat istikhoroh memohon petunjuk Allah SWT, jawabannya ialah Insya Allah dia pasangan hidup yang Allah pilihkan untuk saya.

Alhamdulilah, meskipun terlambat menyadari betapa berharganya suami yang dipilihkan Allah untukku. betapa selama ini saya selalu melihat kekurangannya dari pada kelembutan hati dan kesabarannya dalam membimbingku menjadi istri yang gres saja sanggup mendapatkan takdir Allah.

Bahkan ke 4 adik lelaki saya pernah bercanda, bahwa jikalau bukan dia suami yang dipilihkan Allah untuk saya -yang mempunyai kesabaran yang tinggi- mungkin saya tiap hari akan mengadu dipukul, bengkak dll atau bahkan sudah mati dibunuh, bahkan dimutilasi alasannya ialah saking buruknya sikap saya sama suami selama ini.

Alhamdulilah, terima kasih Ya Allah atas hidayah yang Engkau berikan. terima kasih alasannya ialah sudah memilihkan pasangan hidup yang terbaik untukku.

Semoga saya dan semua keturunan saya juga pembaca yang baik, senantiasa diberi keselamatan dalam setiap ujian hidup baik diuji dalam kesenangan maupun sebaliknya. semoga Allah mengampuni sebesar apapun dosa saya selama 14.5 tahun menjadi pendamping hidupnya, Aamiin.

Demikianlah, semoga sanggup diambil pesan yang tersirat dan pembelajaran dari pengalaman saya diatas.

Bahwa kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan,karena Allah memperlihatkan segala sesuatu itu sesuai rencanaNya yang indah.

Wallahu A’lam bisshawab.


Pengirim : Expose Digital (exposedigital09@gmail.com)
Advertisement