Awalnya saya berpikir kau yaitu pria yang baik, yang bisa menepati janji, dan bisa menghargai seorang wanita. Tapi ternyata saya salah, justru kau sebaliknya dari apa yang saya pikirkan selama ini.
Mungkin Aku telah salah memilihmu, bahkan sangat salah alasannya yaitu berharap kepadamu. Dan inilah peringatan dari Allah untukku, bahwa ternyata benar berharap kepadamu hanya akan menyisakan luka.
Iya, dulu kau tiba memberi rasa, membuaiku dengan perhatian manis, tapi risikonya kau pergi ninggalin luka. Perih, tulah yang saya rasakan sehabis tahu kau tidak sebaik yang saya sangkakan.
Dan apakah kau pikir saya yaitu makhluq yang tidka bernyawa yang tidak akan mencicipi sakit dan kecewa saat kau abaikan begitu saja?
Jika Dari Awal Niatmu Hanya Bermain, Kenapa Janjimu Begitu Manis Meyakinkanku?
Kejam, itulah sebuatan yang pantas untuk lelaki sepertimu, kenapa kau memberiku keindahan jikalau risikonya kau dorong diriku jatuh ke dalam luka yang dalam.
Jika memang dari awal niatmu hanya ingin bermain, hanya ingin menuai tawa, kenapa janjimu begitu anggun meyakinkanku? sungguh kau penipu hulung dalam mencuri hati, sampai saya terbuai dan sangat percaya kepadamu.
Jika Niatmu Hanya Ingin Menjajal Cinta, Kenapa Kamu Berikan Aku Kenyamanan yang Seolah Nyata?
Menyesal? iya saya cukup perih mencicipi penyesalan yang mendalam alasannya yaitu pernah percaya dan menaruh hati kepadamu. Sungguh saya merasa sangat bodoh, dikarenakan telah percaya dengan perkataanmu.
Ini salahku, saya selalu ingin mengutuk diriku dengan penyesalan yang dalam. Tapi tak usang kemudian saya juga sadar, bahwa kesalahan ini bukan sepenuhnya salahku, tapi pula salahmu.
Jika dulu niatmu hanya ingin menjajal cinta, hanya ingin tahu kedalaman hatiku, kenapa kau berikan saya kenyamanan yang seolah nyata? kenapa kau janjikan indahnya dongeng halal kepadaku? sampai risikonya saya tunduk dan pasrah.
Tidak Aku Tidak Menyalahkanmu, Karena yang Bersalah Adalah Aku yang Tidak Bisa Mengenali Niat Burukmu
Tapi jikalau berbicara ihwal salah menyalahkan, tetap saja akulah yang paling bersalah, akulah yang paling bodoh, alasannya yaitu saya begitu naifnya percaya dengan bualanmu.
Iya, saya yang bersalah atas tragedi dan perih yang saya rasakan, alasannya yaitu dulu saya tidak bisa dengan bijak mengenali niat burukmu.
Kamu Tidak Perlu Menyesal, Cuma Aku Berpesan Kepadamu Cukup Akulah Wanita yang Kamu Janjikan Indahnya Bersama
Dan kamu, tidak perlu kau merasa menyesal dikarenakan telah menyakitiku, cuma saya berpesan kepadamu cukup akulah perempuan yang kau janjikan indahnya bersama kemudian ditinggalkan begitu saja.
Jangan kau lakukan trik jahatmu itu ke perempuan lain, tahu kenapa? biar jawaban Allah kepadamu tidak begitu banyak. Karena semakin kau dzalim, maka akan semakin banyak Allah mempersiapkanmu jawaban yang setimpal.
Semoga Aku pun Menemukan Sosok Ganti yang Lebih Baik Darimu, yang Tidak Akan Menyakitiku Atau Meninggalkanku Begitu Saja
Namun tidak luput pula saya berdoa kepada Allah dibalik penyesalan dan perih yang saya rasa, semoga saya menemukan sosok ganti yang lebih baik darimu, yang lebih bisa menghargaiku, dan lebih bisa menjaga komitmen.
Semoga lewat luka yang kau torehkan kepadaku ini saya bertemu dengan sosok yang jauh lebih baik darimu, yang tidak akan menyakitiku atau meninggalkanku begitu saja, serta semoga ia benar-benar bisa menuntunku ke jannah-Nya.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang sanggup kami paparkan, Besar impian kami Artikel ini sanggup bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh alasannya yaitu itu saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan biar Artikel ini sanggup disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Source: humairoh.com
Advertisement
